Buah Goresan
Tinta : Panisia Julita
Lama Ia berjalan
dengan gulita yang senantiasa tersenyum
Menapaki kesuraman
dengan keindahan yang hitam
Ia bahagia tanpa
rasa, tertawa tanpa suara
Memetik dawai
tanpa senar dan bernyanyi tanpa irama
Hidup dengan
lumuran tinta kehinaan di kanfas Tuhan-Nya
Membentuk
tumpukan-tumpukan nista
Belasan tahun
berjalan telanjang dengan bangganya
Mendongakkan
kepala di bumi cinta-Nya
Hingga ada
secercah cahaya yang menuntun kepada-Nya
Ia diperkenalkan
dengan keteduhan yang luar biasa dari Tuhan-Nya
Yang
sesungguhnya adalah maruah, perintah dalam kitab-Nya
Mengubah
kepalsuan rasa menjadi air mata pembasuh tinta
Dengan cercah
cahaya-Nya Ia mulai melangkah menapaki jalan baru
Ia ingin
mendekat, sebelum datang sakarat
Ia ingin
mengabdi kepada Sang Pemilik Nadi
Dengan titik NOL
dan titik kepasrahan kepada-Nya
Jilbab adalah
langkah awal metamorfosa ini
Mengajarkan rasa
damai dalam keteduhan
Memetikkan dawai
dengan senar-senar kehormatan
Memainkan melodi
dalam irama Qur’ani
Agar terbungkus
dengan rapi
Terjaga dengan
nilai yang tinggi
Menjadi
sebaik-baiknya perhiasan duniawi
Bidadari di
taman syurgawi
Jilbab adalah bukti
ketaatan tanda iman
Penahan
kemaksiatan dan gangguan
Simbol rasa malu
dan kesucian
Penyelamat adzab
neraka dan penghemat keuangan
Ibadah yang
mudah, tanpa lelah dan lebih dicintai ALLAH