Buah goresan
tinta : Panisia Julita
Lama ia berjalan
menapaki kegelapan
Karena ia lupa
membuka mata
Lama ia berjalan
berteman kesunyian
Karena ia telah
terbungkam gulita
Berjalan
berkompaskan hasrat
Tersenyum
bertopengkan khianat
Tertawa tanpa
suara
Menangis tanpa
air mata
Kuas nya menari
diatas lembaran-lembaran
Menggoreskan
setiap simbol tanpa kebohongan
Ia tak pernah
tahu apa arti goresan simbol yang senantiasa menari
Karena yang ia
tahu goresan itu selalu kelam tanpa arti
Hidupnya hanya
abu-abu
Entah hitam yang
menghujamkan
Mungkin putih
yang menentramkan
Ia tak tahu
namun terlalu takut mencari tahu
Hingga cahaya
itu datang bersama senja
Ia begitu indah
berselimut lembayung jingga
Bermahkotakan guratan-guratan
mega
Berhiaskan
siluet sang surya
Ia sungguh
diketuk oleh cahaya-Nya
Begitu indah nan
syahdu alunan-alunan firman-Nya
Merangkul segala
keraguan dalam hatinya
Mengokohkan
pijakan baru perjalanannya
Kini ia telah
menemukan tujuan
Berjalan berkompaskan
kebenaran
Tak lagi
berteman kesunyian dan kegelapan
Melainkan
bersama melodi Qur’ani yang menentramkan
Berangkat dari
kejahiliyahan
Menuju tekad
baru yang tak tergoyahkan
Tak peduli
seberapa dunia ini menggiurkan
Karena semua
hanyalah fatamorgana yang terselubung keindahan
Itulah sebagian
perjalanan
Seorang hamba di
tanah yang fana
Menuju Bidadari Senja
Related Posts
Metamorfosa
Buah Goresan
Tinta : Panisia Julita
Lama Ia berjalan
dengan gulita yang senantiasa tersenyu
Tumpukan Rasa Bersama Hijrah
Buah
Goresan Tinta : Panisia Julita
Kala gerbang
telah berada tepat di depan mata
Jiwa ber